Pemkot Metro Telah Membentuk TPK Sebanyak Ratusan Tim Untuk Percepatan Penurunan Stunting di Kota Metro Tahun 2023

METRO, INDONESIA RI. Rapat Koordinasi Penguatan Tim Pendamping Keluarga (TPK) Beresiko Stunting dalam rangka percepatan penurunan stunting di Kota Metro tahun 2023 digelar di lingkungan Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Metro, Selasa, 7/11/2023. Wali Kota Metro, Wahdi Siradjuddin sebut sivitas akademika punya peran penting.

Menurut Wahdi, kampus merupakan tempatnya sivitas akademika, di mana dalam hal pencegahan stunting itu diperlukan peranan kaum akademisi sebagai salah satu subjek dari konsep multi pihak, atau pentahelix.

“Alasan khusus kenapa kegiatan hari ini dilaksanakan di kampus, karena salah satu tugas kampus itu bersama ya. Saya sampaikan dalam pentahelix nya ya begitu. Akademisi kan saya kira penting sekali dalam hal semacam ini,” kata Wahdi.

“Saya sampaikan tadi, karena ada guru besar di sini, ada doktor juga ya, kita posisikan di sini Tri Dharma Perguruan Tinggi-nya itu ya. Tri Dharma Perguruan Tinggi itu kan begitu, pendidikan, penelitian dan pengabdian,” lanjutnya.

Diketahui, dalam rangka mendukung upaya tercapainya percepatan penurunan angka prevalensi stunting, Pemerintah Kota (Pemkot) Metro telah membentuk TPK sebanyak ratusan tim, yang mana telah dikuatkan dengan terbitnya Surat Keputusan Wali Kota Metro Nomor : 184/KPTS/D.8/2022 tentang Penetapan Tim Pendamping Keluarga berisiko Stunting dalam Upaya Percepatan Penurunan Stunting.

TPK sendiri beranggotakan Bidan, Kader PKK dan Kader KB. Dalam hal ini, Pemkot Metro bersama lintas sektor terkait, senantiasa berkomitmen kuat dan memberikan perhatian serius terhadap isu tersebut, terutama agar anak-anak dapat tumbuh dan berkembang secara optimal dan maksimal, disertai kemampuan emosional, sosial, dan fisik yang siap untuk belajar, serta mampu berinovasi dan berkompetisi di tingkat global.

“Sama seperti kita mau menciptakan sesuatu, maka yang menciptakan itu harus baik. Kemudian juga fungsi yang ke dua menjaga wanita hamil. Jadi, saya kira kita ini punya paket lengkap ya dan memang itu sudah dikenal nasional. Misalnya Maternal Early Warning Score System atau MEWSS, yang saya buat itu, itu sudah bisa diambil di Playstore. Jadi, itu semua harus digunakan dengan baik oleh TPK,” papar Wahdi.

“Termasuk pencegahan stunting, karena itu kan proses ya. Tidak kemudian serta-merta terkena stunting, tidak. Itu mulai dari remaja, kemudian pernikahannya dulu, diberi edukasi bahwa nikah tepat waktu reproduksinya bagus, di waktu hamil dan saat proses persalinan itu dijaga dengan baik,” urainya.

Kepala Daerah yang notabenenya merupakan dokter bergelar konsultan itu menyebut, tujuan kegiatan itu diinisiasi merupakan suatu tindakan konkret sebagai wujud komitmen pemerintah, dalam upaya mengurangi angka prevalensi stunting di Bumi Sai Wawai.

“Tentu kita semua bertujuan untuk hal-hal yang baik, dalam hal ini menjaga stunting ya. Jadi, stunting itu adalah kejadian kronis yang terjadi akibat kurang gizi kronis. Pemkot Metro dalam hal pencegahan stunting ini akan terus secara konsisten tidak akan berhenti sampai Indonesia emas 2037,” tandasnya.
(ADV)

0Shares

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *